Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19

Senin, 18 Januari 2021

update: Senin, 18 Januari 2021 / admin

 

Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19 (Sinovac/Inactivated)
pada Pasien dengan Penyakit Penyerta/ Komorbid

 

1. Rekomendasi ini disusun berdasarkan:
a. Data publikasi fase I/II mengenai Sinovac.
b. Data uji fase III di Bandung berupa proposal dan catatan pelaku lapangan yang terlibat dalam
uji klinis.
c. Data uji vaksin inactivated lainnya yang sudah lengkap (seperti vaksin influenza, dsb),
sedangkan data vaksin inactivated COVID-19 (Sinovac) belum lengkap.

2. Rekomendasi disusun spesifik untuk Sinovac, sehingga dapat berubah sesuai dengan
perkembangan laporan data uji klinis Sinovac tersebut. Demikian pula dengan vaksin
COVID-19 jenis lain.

3. Pada individu yang akan divaksin, jika terdapat lebih dari 1 komorbid/ penyakit penyerta sesuai
keterangan lampiran 1 dan ada yang belum layak divaksin, maka dipilih yang belum layak.

Catatan: Kondisi-kondisi yang disebutkan dalam rekomendasi PAPDI masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Rekomendasi ini bersifat dinamis dan akan terus diperbarui

 

 

LAMPIRAN 1

KRITERIA INKLUSI
1. Dewasa sehat usia 18-59 tahun.
2. Peserta menerima penjelasan dan menandatangani Surat Persetujuan setelah Penjelasan
(Informed Consent).
3. Peserta menyetujui mengikuti aturan dan jadwal imunisasi.

KRITERIA EKSKLUSI
1. Pernah terkonfirmasi dan terdiagnosis COVID-19.
2. Mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, terutama penyakit infeksi dan/atau demam
(suhu ≥37,5°C, diukur menggunakan infrared thermometer/thermal gun).
3. Peserta wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode imunisasi
(berdasarkan wawancara dan hasil tes urin kehamilan).
4. Memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin atau komposisi dalam vaksin dan reaksi alergi
terhadap vaksin yang parah seperti kemerahan, sesak napas dan bengkak.
5. Riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan darah yang menjadi
kontraindikasi injeksi intramuskular.

6. Adanya kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung yang berat, tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, dll) yang menurut
petugas medis bias mengganggu imunisasi -->  sesuai keadaan kelayakan kondisi khusus di
lampiran 2.
7. Subjek yang memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun seperti respon imun rendah
(atau subjek yang pada 4 minggu terakhir sudah menerima terapi yang dapat menganggu
respon imun (misalnya immunoglobulin intravena, produk yang berasal dari darah, atau terapi
obat kortikosteroid jangka panjang (> 2 minggu)).
8. Memiliki riwayat penyakit epilepsi/ayan atau penyakit gangguan saraf (penurunan fungsi
sistem saraf) lainnya.
9. Mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan kebelakang atau akan menerima vaksin lain
dalam waktu 1 bulan kedepan.
10. Berencana pindah dari wilayah domisili sebelum jadwal imunisasi selesai.

 

 

LAMPIRAN 2

PENYAKIT

KELAYAKAN

VAKSINASI

COVID-19

CATATAN

Reaksi anafilaksis (bukan

akibat vaksinasi Covid)

Layak

Jika tidak terdapat bukti reaksi anafilaksis terhadap vaksin Covid ataupun komponen yang ada dalam vaksin Covid sebelumnya, maka individu tersebut dapat divaksinasi Covid. Vaksinasi dilakukan dengan pengamatan ketat dan persiapan penanggulangan reaksi alergi berat. Sebaiknya dilakukan di

layanan kesehatan yang mempunyai fasilitas lengkap

Alergi obat

Layak

Pasien dengan alergi obat dapat diberikan vaksinasi Covid. Namun harus diperhatikan pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik neomicin, polimiksin, streptomisin,

dan gentamisin perlu menjadi perhatian terutama pada vaksin yang mengandung komponen antibiotik tersebut

Alergi makanan

Layak

Alergi makanan tidak menjadi kontraindikasi dilakukan vaksinasi Covid

Asma bronkial*

Layak

Asma bronkial yang terkontrol dapat diberikan vaksinasi Covid. Jika pasien dalam keadaan asma akut disarankan untuk menunda vaksinasi sampai asma pasien terkontrol baik

Rhnitis alergi

Layak

Rinitis tidak menjadi kontraindikasi untuk dilakukan vaksinasi Covid

Urtikaria

Layak

Jika tidak terdapat bukti timbulnya urtikaria akibat vaksinasi Covid, maka vaksin layak diberikan. Jika terdapat bukti urtikaria, maka menjadi keputusan dokter klinis untuk pemberian vaksinasi Covid. Pemberian antihistamin dianjurkan sebelum dilakukan vaksinasi

Dermatitis atopi

 

 

Penyakit Autoimun

Sistemik (SLE, Sjogren,

vaskulitis, dan autoimun

lainnya)

Layak

 

 

Belum layak

 

Dermatitis atopi tidak menjadi kontraindikasi untuk dilakukan vaksinasi

 

 

Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi

Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi

HIV

Layak (dengan

catatan)

Vaksinasi yang mengandung kuman yang mati/komponen

tertentu dari kuman dapat diberikan walaupun CD4

dijelaskan kepada pasien bahwa kekebalan yang timbul dapat

tidak maksimal, sehingga dianjurkan untuk diulang saat

CD4>200

Sindroma Hiper IgE

Belum layak

Pasien Hiper IgE tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi

Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi

Penyakit Paru Obstruktif

Kronik

Layak

PPOK yang terkontrol dapat diberikan vaksinasi Covid. Pasien

dalam kondisi PPOK eksaserbasi akut disarankan menunda

vaksinasi sampai kondisi eksaserbasi teratasi

Tuberkulosis

Layak

Pasien TBC dalam pengobatan layak mendapat vaksin Covid

minimal setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosis

Kanker Paru

Layak

Pasien kanker paru dalam kemoterapi/terapi target layak

mendapat vaksinasi

Interstitial lung disease

Layak

Pasien ILD layak mendapatkan vaksinasi Covid jika dalam

kondisi baik dan tidak dalam kondisi akut

Pasien dengan infeksi

akut

TIDAK LAYAK

Pasien dengan kondisi penyakit infeksi akut yang ditandai

dengan demam menjadi kontraindikasi vaksinasi

Penyakit hati

Layak

• Vaksinasi kehilangan keefektifannya sejalan dengan

progresifisitas penyakit hati. Oleh karena itu, penilaian

kebutuhan vaksinasi pada pasien dengan penyakit hati

kronis sebaiknya dinilai sejak awal, saat vaksinasi paling

efektif/respons vaksinasi optimal.

• Jika memungkinkan, vaksinasi diberikan sebelum

transplantasi hati.

• Inactivated vaccine lebih dipilih pada pasien sirosis hati

 

PGK non dialisis

Belum layak

 

 

PGK dialisis

(hemodialisis dan

dialysis peritoneal)

Belum layak

 

Saat ini, pemberian vaksin belum direkomendasikan pada pasien PGK non dialisis, PGK dialisis, resipien transplantasi dan sindroma nefrotik yang menerima imunosupresan/kortikosteroid.


Hal ini disebabkan karena belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.

Transplantasi Ginjal

Belum layak

 

Sindroma nefrotik

dengan

imunosupresan/

kortikosteroid

 

Belum layak

 

Hipertensi  

Layak  

Hipertensi terkontrol dengan batasan <140/90 dengan atau tanpa obat  

Gagal jantung

Belum layak

Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada

kondisi tersebut

Penyakit jantung

koroner

Belum layak

Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada

kondisi tersebut

Reumatik Autoimun

(autoimun sistemik)

Belum layak

•Sampai saat ini belum ada data untuk penggunaan vaksin Covid pada pasien reumatik-autoimun.
•Berdasarkan data vaksin-vaksin yang sebelumnya, untuk jenis vaksin selain live attenuated vaccine, tidak ada kontraindikasi pemberian pada pasien reumatikautoimun.
•Pemberian vaksin Covid untuk pasien reumatikautoimun harus mempertimbangan risk and benefit kasus per kasus secara individual, dan membutuhkan informed decision dari pasien.
•Pada pasien reumatik-nonautoimun, rekomendasi vaksinasi sesuai dengan populasi umum.
•Rekomendasi ini bersifat sementara, dan dapat berubah jika didapatkan bukti baru tentang keamanan dan efektifitas vaksin.

Penyakit-penyakit

gastrointestinal

Belum layak

•Penyakit-penyakit gastrointestinal yang menggunakan obat-obat imunosupresan, pada dasarnya tidak masalah diberikan vaksinasi Covid. Namun, respon imun yang terjadi tidak seperti yang diharapkan.
•Pendataan dan skrining pasien dengan komorbid penyakit autoimun termasuk yang merupakan penyakit autoimun di bidang gastrointestinal, seperti penyakit IBD (Kolitis Ulseratif dan Crohn's Disease), Celiac Disease, dalam skrining terdapat pertanyaan terkait gejala gastrointestinal seperti diare kronik (perubahan pola BAB), BAB darah, penurunan berat badan yang signifikan yang tidak dikehendaki.

Diabetes Melitus

Layak

Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58

mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksin

Obesitas

Layak

Pasien dengan obesitas tanpa komorbid yang berat

Hipertiroid/hipotiroid

karena autoimun

Belum layak

Pasien autoimun tidak dianjurkan diberikan vaksinasi

Covid sampai ada hasil penelitian yang lebih jelas dan

telah dipublikasi

Nodul tiroid

Layak

Jika tidak terdapat keganasan tiroid

 

 

Penyakit dengan

kanker, kelainan

hematologi seperti

gangguan koagulasi,

pasien

imunokompromais,

pasien dalam terapi

aktif kanker, pemakai

obat imunosupresan,

dan penerima produk

darah

Belum layak

Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan

keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak

adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat

dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac

pada kelompok ini

 

 

Pasien hematologionkologi

yang

mendapatkan terapi

aktif jangka panjang,

seperti leukemia

granulositik kronis,

leukemia limfositik

kronis, myeloma

multipel, anemia

hemolitik autoimun,

ITP, dll

 

Belum layak

Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan

keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak

adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat

dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac

pada kelompok ini

Pendonor darah

Layak

Pada Permenkes RI, donor darah sebaiknya bebas vaksinasi

selama setidaknya 4 minggu (untuk semua jenis vaksin). Jika

vaksin Sinovac diberikan dengan jeda 2 minggu antar dosis,

maka setelah 6 minggu baru bisa donor kembali.

Penyakit Gangguan

Psikosomatis

Layak

 
 
•Sangat direkomendasikan dilakukan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi yang cukup lugas pada penerima vaksin.
•Dilakukan identifikasi pada pasien dengan masalah gangguan psikosomatik, khususnya ganggguan ansietas dan depresi perlu dilakukan KIE yang cukup dan tatalaksana medis.
•Orang yang sedang mengalami stress (ansietas/depresi) berat, dianjurkan diperbaiki kondisi klinisnya sebelum menerima vaksinasi
•Perhatian khusus terhadap terjadinya Immunization Stress-Related Response (ISRR) yang dapat terjadi sebelum, saat dan sesudah imunisasi pada orang yang berisiko :

1. Usia 10-19 tahun

2. Riwayat terjadi sinkop vaso-vagal

3. Pengalaman negative sebelumnya terhadap

pemberian suntikan.

4. Terdapat ansietas sebelumnya.

 

 

 

www.papdi.or.id