Demam Berdarah Dengue (DBD)

Selasa, 26 Februari 2019

Deman-Bardara.jpg

news_71585_1485996865.jpg

dr. Adityo Susilo, SpPD, K-PTI, FINASIM

Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, IPD, FKUI/RSCM

Wakil Sekretaris Jenderal PB PAPDI

 

Demam berdarah dengue adalah penyakit menular akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

 

Penularan virus dengue hanya dapat terjadi melalui perantara gigitan kedua nyamuk tersebut yang berperan sebagai vektor. Sehingga penularannya tidak dapat terjadi secara langsung antar manusia tanpa melalui perantaraan gigitan nyamuk Aedes tersebut.

 

Nyamuk Aedes sendiri akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat pada genangan air bersih, sehingga musim penghujan umumnya menjadi puncak angka kejadian Demam Berdarah Dengue.

 

Gejala yang khas dari Demam Berdarah Dengue adalah demam tinggi yang muncul secara mendadak, disertai dengan rasa sakit kepala yang berat dan nyeri di belakang bola mata. Mual, nyeri ulu hati, hingga muntah merupakan gejala lain yang juga kerap ditemukan pada penyakit ini. Oleh karena demamnya yang tinggi, pasien DBD akan merasa lemah dan nyeri di seluruh tubuh, rasa linu-linu pada tulang, punggung hingga hilangnya nafsu makan.

 

Pasien yang terinfeksi oleh virus dengue, akan mengalami tiga fase perjalanan penyakit. Dari hari 1 sampai dengan hari ke 4 adalah fase demam, dimana pada fase demam keluhan demam dan keluhan penyerta lainnya akan dirasakan berat dan sangat mengganggu pasien. Selanjutnya pasien akan memasuki fase kritis pada sekitar hari ke 5 sampai hari ke 7. Pada fase ini keluhan yang sebelumnya amat mengganggu dirasakan akan relatif berkurang dan membaik. Hanya saja, pada fase ini trombosit pasien justru dapat turun dengan cepat dan risiko gangguan pada pembuluh darah di seluruh tubuh akan meningkat. Sehingga pada fase kritis ini, kejadian syok (turunnya tekanan darah) dan risiko perdarahan akan meningkat apabila tidak dipantau dan ditangani dengan ketat. Apabila fase ini dapat dilewati dengan baik, selanjutnya pasien akan memasuki fase penyembuhan yang ditandai dengan kembali meningkatnya trombosit dan kondisi tubuh yang kian membaik.

 

Hingga saat ini kunci dari penangangan DBD adalah kewaspadaan dini, pemberian cairan per oral hingga infus, obat-obatan untuk mengurangi keluhan dan pemantauan ketat untuk mencegah terjadinya risiko komplikasi. Sehingga pemahaman dan kewaspadaan mengenai bahaya penyakit DBD secara dini menjadi kunci dari keberhasilan penanganannya guna mencegah terjadinya komplikasi kesakitan hingga kematian.